Debit, Credit, Assets, Liabilities, Equity, Banking, Income statement, Taxation, MYOB, Merger, Validation, Cash Flow, Statement of Financial Position, Accrual Basis, Cash, Trial Balance, Inventory, LIFO, FIFO, Prepaid Insurance, Equipments

Rabu, 03 Oktober 2012

Meningkatkan Kemampuan di Dalam Topik Persediaan Akuntansi

 Ini Saya ambil dan Terjemahkan sendiri dari EBSCHO. Semoga bermanfaat, Terima Kasih.

Masalah yang Terjadi Sekarang
Bahkan mahasiswa yang paling lemah mampu dengan mudah untuk menghitung harga pokok penjualan dan persediaan akhir. Ini adalah benar apakah dengan menggunakan metode FIFO, LIFO, atau metode Rata-rata. Ketika ditanya untuk mengerjakan perhitungan pada saat UTS atau UAS, hampir 80 persen mahasiswa mendapatkan jawaban yang benar. Ketika ditanya mengenai dua pertanyaan yang beda yang mengecek pemahaman mereka tentang persediaan, kita akan melihat perbedaan kemampuan. Hanya 20 sampai 25 persen mahasiswa mendapatkan jawaban yang benar mengenai pertanyaan tersebut. Pertanyaan itu antara lain sebagai berikut:
Perusahaan Green Sales memulai bisninya pada 1 Januari 2008 dan menggunakan metode LIFO. Perusahaan Green membeli dua persediaan pada tahun berjalan:
Membeli #1: 1 unit@  $58
Membeli #2: 1 unit@  $52
Pada 31 Desember 2008, Green menjual satu unit dengan harga $70, dan and diketahui itu adalah barang #2. Green melaporkan harga pokok penjualan untuk barang tersebut adalah $52. Jika setelah itu perusahaan Green menjual barang #1 kembali, berapa harga pokok penjualannya?
A      $52
B       $55
C       $58
D      $70
E       Tidak ada yang benar.
Kebanyakan mahasiswa salah dalam menjawab dan akan menjawab “c”. Pengetahuan atau pemahaman akan arus fisik persediaan bertentangan dengan kemampuan mereka dalam menggunakan asumsi arus biaya atau asumsi arus kas. Pertentangan ini artinya mahasiswa berpikir asumsi arus kas dengan asumsi arus fisik persediaan adalah sama. Kemudian pertanyaan yang kedua sebagai berikut:
Perusahaan Mihir memulai periode akuntansinya tanpa memiliki persediaan awal. Selama periode berlangsung, Mihir membeli dua barang persediaan yang identik. Yang pertama seharga $7.00, dan pembelian yang kedua $8.00 dengan tunai. Pada akhir periode akuntansi, Mihir menjual satu barang persediaan seharga $9.00. Dari informasi yang tersedia, mana yang bisa disimpulkan ?( tanpa adanya pajak)
A      Terdapat penambahan kas sebesar $1.00 jika metode arus biaya LIFO dipergunakan.
B       Terdapat penambahan kas sebesar $3.00 jika metode arus biaya Rata-rata dipergunakan.
C       Terdapat $2.00 penambahan kas apabila metode arus biaya FIFO dipergunakan.
D      Terdapat pengurangan $6.00 kas apabila tidak dipedulikan metode arus biaya mana yang digunakan.
E       Pilihan A dan C benar.
Kebanyakan mahasiswa akan menjawab salah dengan memilih jawaban “e”. Pertanyaan kedua mengindikasikan bahwa mahasiswa gagal dalam memahami penyimpangan di dalam asumsi arus biaya. Mahasiswa berpikir harga pokok penjualan memerlukan pengeluaran kas (mempengaruhi kas).

JALAN KELUAR YANG SEDERHANA
Kami memutuskan untuk mencoba metode pengajaran persediaan terhadap mahasiswa yang kebanyakan menjawab salah kedua permasalahan di atas. Seperti yang telah disebutkan, di samping fakta yang ada, bahwa hampir 80 persen mahasiswa yang sama bisa menghitung harga pokok penjualan dan Persediaan akhir dengan menggunakan tiga metode persediaan tersebut. Kedua permasalahan di atas mencerminkan bahwa mahasiwa itu tidak memahami melainkan lebih memilih untuk menghapal konsep persediaan. Metode baru ini sangatlah sederhana dan hanya melibatkan tiga uang dollar di daftar dan 3 botol air. Sebuah kelas ditanyakan mengenai hal berikut:
·         Kita diperbolehkan menjual botol air tersebut untuk pelanggan $1.00 per botol.
·         Semua pembelian dan penjualan adalah hanyalah untuk kas.
·         Saldo kas toko pertama sebanyak $3.00. tiga dolar di daftar, dan tukarnya diletakkan di meja di ruangan kelas tersebut.
·         Saldo persediaan awal adalah nol untuk botol air.
·         Toko membeli 3 botol air pada bulan Juli dengan total harga $1.56.
Kita mengambil $1.56 dari jumlah kas sebanyak $3.00 dan menulis di papan tulis “ Persediaan pada kas sebanyak $1.56.”
·           Tiap botol dibeli pada tanggal yang berbeda dan harga yang berbeda pula, sebagai berikut:
Botol air #1 : Dibeli 1/7 @ $0.46 per botol
Botol air #2 : Dibeli 17/7 @ $0.50 per botol
Botol air #3 : Dibeli 22/7 @ $0.60 per botol
Kita menulis informasi pembelian ini di papan tulis.
·           Pada 31 Juli, seorang pelanggan membeli Botol #1 dan Botol #3. Seorang mahasiswa diumpamakan seorang pelanggan dengan membeli botol #1 dan #2 tersebut dengan uang sebesar $2.00 tunai. Lalu kita mengambil $2.00 tersebut dan menggabungkannya dengan sisa kas kita kemarin. Kita tulis di papan, “ Kas pada pendapatan: $2.00”. Kemudian mahasiswa tadi mengambil kedua botol itu dan meniggalkan botol #2 di meja beserta label yang menyatakan harga botol #2 sebesar $0.50. Kesimpulannya, botol #2 belum terjual.

Asumsi Arus Fisik VS Asumsi Arus Biaya
Latihan pertama untuk kelas itu adalah menghitung penjualan, harga pokok penjualan, dan persediaan akhir dengan ketiga metode persediaan. Perhitungan tersebut diselesaikan untuk memastikan bahwa kelas tersebut mengerti perbedaan antara metode arus biaya dengan arus fisik, dengan hasil sebagai berikut pada Tabel 1 (perhitungannya tersedia di Appendix B):


TABEL 1
ASUMSI ARUS BIAYA VS ASUMSI ARUS FISIK PERSEDIAAN

PENJUALAN
HARGA POKOK PENJUALAN
PERSEDIAAN AKHIR
METODE ARUS BIAYA FIFO
$2.00
$0.96
$0.60
METODE ARUS BIAYA LIFO
$2.00
$1.10
$0.46
METODE ARUS BIAYA RATA-RATA
$2.00
$1.04
$0.52
IDENTIFIKASI SPESIFIK (IDENTIFIKASI LANGSUNG)
$2.00
$1.06
$0.50






Para mahasiswa secara spesifik mengidentifikasi bahwa dua botol yang terjual memiliki total cost sebesar $1.06 (botol #1 @ $0.46 dan botol #3 @ $0.60) dan botol #2 tetap tinggal di atas meja. Ini menjadi sangat simpel bagi mereka karena mereka melihat secara langsung kejadian di atas. Jadi kesimpulannya, harga pokok penjualan, Persediaan akhir dari tiap-tiap metode baik arus biaya maupun arus fisik berbeda. Intinya arus biaya itulah yang berhubungan dengan aturan akuntansi (menggunakan metode FIFO, LIFO, dan Rata-rata) sedangkan arus fisik itu berkaitan dengan apa yang terlihat oleh mata kita seperti percobaan ketiga botol di atas.

Arus Kas  dengan Asumsi Tanpa Pajak
Pembelajaran selanjutnya membantu mahasiswa dalam memahami arus kas. Untuk menyelesaikan ini, kita pertama menunjukkan bagaimana harga pokok penjualan berbeda dengan pembelian persediaan. Ini diilustrasikan dalam Tabel 2 ( perhitungannya di Appendix B):
TABEL 2
PERBEDAAN ANTARA HARGA POKOK PENJUALAN DENGAN PEMBELIAN

HARGA POKOK PENJUALAN (1)
PERSEDIAAN AKHIR (2)
PEMBELIAN (1) + (2)
METODE ARUS BIAYA  FIFO
$0.96
$0.60
$1.56
METODE ARUS BIAYA LIFO
$1.10
$0.46
$1.56
METODE ARUS BIAYA RATA-RATA
$1.04
$0.52
$1.56
IDENTIFIKASI SPESIFIK (IDENTIFIKASI LANGSUNG)
$1.06
$0.50
$1.56








Tabel 2 menunjukkan tidak peduli berapa nilai dolar yang digunakan dalam harga pokok penjualan, karena pada akhirnya jumlah pembelian tetap sama $1.56. Walaupun terjadi perubahan dalam harga pokok penjualan maupun persediaan akhir, pembelian tetaplah sama.
Kemudian tidak ada perbedaan di antara arus kas dengan asumsi arus biaya. Dapat dilihat pada tabel 3 (perhitungannya di Appendix B):
 

TABEL 3
ARUS KAS DENGAN ASUMSI TANPA PAJAK

PENJUALAN (1)
HARGA POKOK PENJUALAN (2)
MARJIN KOTOR (1) + (2)
PEMBELIAN (4)
ARUS KAS BERSIH
METODE ARUS BIAYA  FIFO
$2.00
$0.96
$1.04
$1.56
$0.44
METODE ARUS BIAYA LIFO
$2.00
$1.10
$0.90
$1.56
$0.44
METODE ARUS BIAYA RATA-RATA
$2.00
$1.04
$0.96
$1.56
$0.44
IDENTIFIKASI SPESIFIK (IDENTIFIKASI LANGSUNG)
$2.00
$1.06
$0.94
$1.56
$0.44

Tabel 3 menekankan bahwa asumsi arus biaya menentukan harga pokok penjualan, tapi tidak berhubungan dengan sejumlah kas yang dipergunakan dalam pembelian maupun penjualan persediaan. Kita memfokuskan perhatian kita pada uang yang ada di depan kelas. Kita melihat bahwa terdapat $3.44 di meja, perubahannya sebanyak $0.44 ($3.00-1.56+2.00=$3.44).
Dari peristiwa botol air dan uang tersebut, membantu mahasiswa untuk memahami poin-poin tersebut. Secara harafiah, mahasiswa melihat hanya transaksi yang berhubungan dengan pembelian dan penjualan saja yang mempunyai pengaruh terhadap kenaikan maupun penurunan kas. Harga pokok penjualan maupun Persediaan akhir tidak memiliki pengaruh terhadap kas.


Arus Kas dengan Pengaruh Pajak
Instruktur mempertimbangkan efek atau pengaruh dari pajak pada pendapatan. Ketika pajak dipertimbangkan, akan ada perbedaan pada arus kas. Kita asumsikan tidak ada biaya operasi, dan membuat laba kotor sama dengan pendapatan kena pajak. Dapat dilihat pada tabel 4 di mana ditunjukkan perbedaan dalam arus kas, dengan mengasumsikan besarnya pajak 30% (perhitungannya ada di Appendix B):
Tabel 4 menjelaskan bahwa akan ada perubahan dari arus kas apabila dipengaruhi oleh pajak. Dan mahasiswa akan dapat melihat bahwa yang dapat mengubah kolom arus kas hanyalah pajak. Yaitu dapat dilihat pada kolom ke 4. Hanya kolom ke 4 lah yaitu pajak yang memberikan pengaruh pada kolom 7 (arus kas).
Kita juga bisa menyimpulkan bahwa perusahaan yang memiliki laba kena pajak paling sedikit akan memiliki arus kas yang paling besar sebab mereka membayar pajak lebih kecil dari semuanya, dan itu adalah dengan metode LIFO. Artinya metode asumsi arus biaya mempengaruhi besarnya pendapatan pajak, dan arus kas.


TABEL 4
ARUS KAS DENGAN PENGARUH PAJAK

PENJUALAN (1)
HARGA POKOK
MARJIN KOTOR (1) + (2)
PAJAK 30%
LABA
PEMBELIAN
ARUS KAS


PENJUALAN (2)
/PENDAPATAN KENA PAJAK




METODE ARUS BIAYA  FIFO
$2.00
$0.96
$1.04
$0.31
$0.73
$1.56
$0.13
METODE ARUS BIAYA LIFO
$2.00
$1.10
$0.90
$0.27
$0.63
$1.56
$0.17
METODE ARUS BIAYA RATA-RATA
$2.00
$1.04
$0.96
$0.29
$0.67
$1.56
$0.15
IDENTIFIKASI SPESIFIK 
$2.00
$1.06
$0.94
$0.28
$0.66
$1.56
$0.16
(IDENTIFIKASI LANGSUNG)











APPENDIX A
TIPS DAN PENGERTIAN
Instruktor bisa membawa tiga botol air dengan label masing-masing yang berisi hari maupun harga dan meletakkannya di depan kelas. Setelah proses penjualan dilakukan, kita membuat poin secara fisik bahwa setelah kedua botol dibeli, akan tersisa satu botol yang menunjukkan sisa persediaan.
Instruktur juga memerlukan uang $3.00, dengan menjabarkan bahwa $1.56 untuk pembelian, perlu juga kita buat saldo normal kas, saldo setelah pembelian, dan saldo setelah penjualan. Selain itu, perlu juga kita sebagai instruktur, memasukkan perhitungan tanpa pajak dan dengan pajak. Jika kita menyuruh mahasiswa tanpa menggunakan pajak, maka mereka harus menyiapkan 3 tabel seperti penjelasan sebelumnya.


APPENDIX B
Perhitungan Tabel 1 dan 2

Penjualan:
2 botol @ $1.00 per botol = $2.00

Pembelian Persediaan:
Botol #1 dibeli 1/7   @ $0.46 per botol
Botol #2 dibeli 17/7 @ $0.50 per botol
Botol #3 dibeli 22/7 @ $0.60 per botol
Total pembelian            $1.56

Asumsi Arus Biaya FIFO:
Total pembelian: $1.56
Harga pokok pembelian : 1 @ $0.46 + $0.50 = $0.96
Persediaan akhir: $0.60

Asumsi Arus Biaya LIFO:
Total pembelian: $1.56
Harga pokok pembelian : 1 @ $0.60 + $0.50 = $1.10
Persediaan akhir: $0.60

Asumsi Arus Biaya Rata-Rata:
Total pembelian: $1.56
Harga pokok pembelian : ($1.56/3 botol = $0.52 per botol x 2 botol terjual) = $1.04
Persediaan akhir: $0.52

Identifikasi Langsung:
Total pembelian: $1.56
Harga pokok pembelian : Botol #1 @$0.46 + Botol #3 @$0.60 = $1.06
Persediaan akhir: $0.50 (Botol #2)

Perhitungan Tabel 3

Asumsi Arus Biaya FIFO:
Kas diterima dari penjualan                               $2.00
Kas dibayar untuk pembelian persediaan          $1.56
Perubahan kas                                                    $0.44
Laba kotor ($2.00-$0.96)                                  $1.04

Asumsi Arus Biaya LIFO:
Kas diterima dari penjualan                               $2.00
Kas dibayar untuk pembelian persediaan          $1.56
Perubahan kas                                                    $0.44
Laba kotor ($2.00-$1.10)                                  $0.90

Asumsi Arus Biaya Rata-Rata:
Kas diterima dari penjualan                               $2.00
Kas dibayar untuk pembelian persediaan          $1.56
Perubahan kas                                                    $0.44
Laba kotor ($2.00-$1.04)                                  $0.96

Identifikasi Langsung:
Kas diterima dari penjualan                               $2.00
Kas dibayar untuk pembelian persediaan          $1.56
Perubahan kas                                                    $0.44
Laba kotor ($2.00-$1.06)                                  $0.94



Perhitungan Tabel 4

Asumsi Arus Biaya FIFO:
Kas diterima dari penjualan                               $2.00
Kas dibayar untuk pembelian persediaan          $1.56
Pembayaran kas untuk pajak                             ($0.31)*
Perubahan Kas                                                   $0.13
*$2.00 (penjualan) - $0.96 (HPP) = $1.04 (laba kotor/pendapatan pajak) x 0.30 = $0.31

Asumsi Arus Biaya LIFO:
Kas diterima dari penjualan                               $2.00
Kas dibayar untuk pembelian persediaan          $1.56
Pembayaran kas untuk pajak                             ($0.27)*
Perubahan Kas                                                   $0.17
*$2.00 (penjualan) - $1.10 (HPP) = $0.90 (laba kotor/pendapatan pajak) x 0.30 = $0.27




Asumsi Arus Biaya Rata-Rata:
Kas diterima dari penjualan                               $2.00
Kas dibayar untuk pembelian persediaan          $1.56
Pembayaran kas untuk pajak                             ($0.29)*
Perubahan Kas                                                   $0.15
*$2.00 (penjualan) - $1.04 (HPP) = $0.96 (laba kotor/pendapatan pajak) x 0.30 = $0.29

Identifikasi Langsung:
Kas diterima dari penjualan                               $2.00
Kas dibayar untuk pembelian persediaan          $1.56
Pembayaran kas untuk pajak                             ($0.28)*
Perubahan Kas                                                   $0.16
*$2.00 (penjualan) - $1.06 (HPP) = $0.94 (laba kotor/pendapatan pajak) x 0.30 = $0.28