Debit, Credit, Assets, Liabilities, Equity, Banking, Income statement, Taxation, MYOB, Merger, Validation, Cash Flow, Statement of Financial Position, Accrual Basis, Cash, Trial Balance, Inventory, LIFO, FIFO, Prepaid Insurance, Equipments

Minggu, 02 Maret 2014

JENIS BUKTI AUDIT DAN PROSEDUR AUDIT



JENIS-JENIS BUKTI AUDIT
Bukti audit merupakan informasi yang dikumpulkan dan digunakan oleh auditor untuk mendukung suatu laporan keuangan yang diperiksa, dan pada akhirnya digunakan sebagai dasar untuk menyatakan pendapat ( Audit Opinion).
Bukti audit terdiri dari 9 jenis, dan dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu:
1.    Bukti Akuntansi
Bukti Akuntansi terdiri dari 2 jenis, antara lain:
a.    Catatan Akuntansi
Catatan akuntansi merupakan sumber data sebagai dasar pembuatan laporan keuangan, seperti jurnal, dan sebagainya. Oleh karena itu, catatan akuntansi dipergunakan oleh auditor sebagai bukti untuk mendukung laporan keuangan yang diperiksa.
b.    Bukti Pengendalian Internal
Pengendalian internal merupakan bukti yang paling kuat di dalam melaksanakan audit. Sebab, dari kuat atau lemahnya pengendalian internal lah seorang auditor mendapatkan indikator seberapa banyak bukti yang harus dikumpulkan. Misalnya, apabila risiko pengendalian internal tinggi, itu artinya risiko audit yang direncanakan harusnya rendah.
2.    Bukti Pendukung / Bukti Informasi Penguat
Bukti Pendukung terdiri dari 6 jenis, antara lain:
a.    Bukti Dokumenter
Bukti dokumenter terbagi menjadi beberapa bagian:
·      Bukti yang dibuat pihak luar dan dikirim langsung kepada auditor
·      Bukti yang dibuat pihak luar dan dikirim kepada auditor melalui klien
·      Bukti yang dibuat dan disimpan klien
Bukti yang pertama memiliki kredibilitas lebih tinggi dari bukti kedua dan begitu juga dengan bukti kedua terhadap bukti ketiga.
b.    Bukti Fisik
Bukti fisik merupakan bukti yang diperoleh auditor secara langsung melalui pemeriksaan fisik di dalam proses audit. Contohnya pemeriksaan fisik persediaan secara langsung oleh auditor. Bukti ini merupakan salah satu bukti yang paling akurat di dalam audit.
c.    Bukti Matematis
Bukti matematis merupakan bukti yang diperoleh auditor melalui perhitungan langsung, misalnya footing untuk penjumlahan vertikal, dan cross footing untuk penjumlahan secara horizontal.
d.   Bukti Rasio/Perbandingan
Bukti rasio merupakan bukti yang diperoleh auditor melalui penggunaan rasio seperti rasio likuiditas, profitabilitas, solvabilitas, quick ratio, dan sebagainya.
e.    Bukti Spesialis/Surat Pernyataan Tertulis
Bukti surat pernyataan tertulis merupakan bukti yang diperoleh auditor melalui sumber eksternal. Surat pernyataan tertulis ini misalnya surat teknisi, ahli bangunan yang berhubungan dengan klien.
f.     Bukti Lisan/Wawancara
Bukti lisan merupakan bukti yang dikumpulkan oleh auditor secara langsung kepada objek yang ingin dimintai bukti, misalnya wawancara dan sebagainya.


JENIS-JENIS PROSEDUR AUDIT
Prosedur audit merupakan tindakan yang dilakukan oleh auditor dalam mengumpulkan bukti audit. Prosedut audit terbagi dalam 10 jenis yaitu:
1.     Inspeksi
Pemeriksaan rinci terhadap suatu dokumen dan kondisi fisik yang memiliki kaitan dan memiliki probabilitas menghasilkan bukti untuk mendukung laporan keuangan.
2.     Observasi/Pengamatan
Prosedur audit untuk melihat dan menyaksikan suatu kegiatan yang berhubungan dengan proses pengumpulan bukti.
3.     Permintaan Keterangan (Enquiry)
Merupakan prosedur audit untuk memintai keterangan yang dilakukan oleh auditor terhadap objek yang dianggap memiliki informasi.
4.     Konfirmasi
Merupakan penyelidikan yang dilakukan auditor untuk memintai keterangan melalui pihak ketiga untuk mendapatkan bukti.
5.     Penelusuran (tracing)
Penelusuran merupakan proses pengumpulan bukti yang dilakukan oleh auditor dari dokumen ke catatan akuntansi.
6.     Pemeriksaan bukti pendukung (vouching)
Berbeda dengan tracing, vouching merupakan proses pengumpulan bukti yang dilakukan auditor dari catatan akuntansi ke dokumen. Jadi vouching merupakan kebalikan dari tracing.
7.     Perhitungan (Counting)
Prosedur ini merupakan penghitungan fisik yang dilakukan auditor di dalam pemeriksaan untuk mendapatkan bukti. Misalnya penghitungan fisik dari jumlah persediaan akhir.
8.     Scanning
Scanning merupakan review atau penelaahan secara cepat terhadap dokumen, catatan, dan lain untuk menemukan unsur-unsur yang bisa digunakan sebagai bukti di dalam pemeriksaan.
9.     Pelaksanaan ulang (reperforming)
Proses ini merupakan pengulangan pekerjaan yang dilakukan oleh auditee untuk mencari apakah ada hal-hal yang bisa dikategorikan sebagai bukti di dalam pemeriksaan.
10.     Computer-assisted Audit Techniques
Proses ini dilakukan apabila catatan akuntansi klien direkam atau disajikan dalam media elektronik dan sebagainya.

2 komentar:

  1. apakah hasil akhir (assisted audit) juga membutuhkan hasil secara tertulis min? Cara Membuat Website Gratis

    BalasHapus
  2. Mungkin bisa dijelaskan dulu antara pengertian prosedur audit dengan teknik audit. Karena yang anda tulis merupakan teknik audit, bukan prosedur audit. Di dalam prosedur audit terdapat langkah-langkah yang dijalankan, dengan menggunakan teknkk audit.

    BalasHapus