Debit, Credit, Assets, Liabilities, Equity, Banking, Income statement, Taxation, MYOB, Merger, Validation, Cash Flow, Statement of Financial Position, Accrual Basis, Cash, Trial Balance, Inventory, LIFO, FIFO, Prepaid Insurance, Equipments

Sabtu, 28 September 2013

A HALF OF RESEARCH WITH MR. HASAN SAKTI SIREGAR

A.     VARIABEL DALAM PENELITIAN
Variabel dalam penelitian merupakan Segala sesuatu yang menjadi objek atau yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga menghasilkan informasi atau kesimpulan atau dengan kata lain dapat di generalisasikan. Variabel dalam penelitian biasanya memiliki karakter bisa diberi bermacam-macam nilai atau variasi nilai di dalam penelitiannya. Misalnya: Sebuah Perusahaan memerlukan profesionalisme dan juga faktor A di antara para karyawan demi meningkatkan laba ke depannya. Kita mengumpamakan Laba perusahaan itu y, profesionalisme itu x, dan faktor A itu sebagai a. Seorang peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh dari profesionalisme tersebut dalam meningkatkan laba perusahaan ke depannya sehingga peneliti tersebut membuat sebuah persamaan sebagai berikut: y=a + x. Dari persamaan tersebut si peneliti menentukan bahwa x merupakan variabel yang mempengaruhi y(laba perusahaan). Persamaan tersebut menjelaskan bahwa semakin besar atau semakin kecil nilai dari x(profesionalisme), maka akan mempengaruhi besar kecilnya y(laba perusahaan). Jadi x berfungsi sebagai variabel.
Variabel juga dibagi ke dalam enam jenis, yaitu:
1.      Variabel Dependent (Variabel Terikat)
Variabel dependent merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas atau independent. Artinya variabel ini akan ditentukan oleh nilai variabel bebas apakah akan semakin kecil atau sebaliknya. Misalnya a=2b. Yang menjadi variabel dependent adalah a, sebab a pastinya akan bergantung kepada besar b. Dalam persamaan di atas, nilai a akan semakin besar apabila nilai si b semakin besar, dan sebaliknya.
2.      Variabel Independent (Variabel Bebas)
Variabel Independent merupakan variabel yang tidak dipengaruhi melainkan mempengaruhi variabel lain di dalam penelitian. Misalnya seperti persamaan di atas, a=2b. Yang menjadi variabel bebas adalah b. Sebab kita sebagai peneliti bebas menentukan berapa nilai b tersebut dan juga nilai b tersebut mempengaruhi besarnya nilai a apakah semakin besar atau semakin kecil.
3.      Variabel Intervening
Variabel Intervening merupakan variabel yang menghubungkan antara variabel dependent dan variabel independent. Artinya variabel ini sebagai penyela antara variabel yang satu dengan yang lainnya. Misalnya a=2b +c. Yang menjadi variabel intervening adalah c sebab bukan hanya variabel b yang mempengaruhi a, variabel c juga mempengaruhi nilai yang terjadi pada variabel a.
4.      Variabel Moderator
Variabel moderator merupakan variabel yang memperjelas hubungan antara variabel independet dengan variabel dependent. Artinya variabel ini selain mempengaruhi juga memberikan penjelasan bagaimana hubungan antara kedua variabel yang saling mempengaruhi.
5.      Variabel Kendali
Variabel kendali merupakan variabel yang berfungsi mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel lain.
6.      Variabel Rambang
Variabel Rambang merupakan variabel yang bisa diabaikan di dalam penelitian. Artinya variabel ini tidak terlalu berpengaruh terhadap hasil yang diinginkan untuk tercapainya suatu kesimpulan.

B.     CONSTRUCT
Construct merupakan sebuah konsep di dalam penelitian yang bersifat abstrak. Misalnya tingkat kepuasan pelanggan akan pelayanan Supermarket X. Jadi intinya construct ini dikatakan bersifat abstrak karena dalam pengukurannya susah ditafsir. Dalam mengukur tingkat kepuasan kita tidak bisa langsung menyatakannya dengan ukuran angka, misalnya kata Kurang Puas tidak boleh langsung kita katakan memiliki poin 4.

C.     PROXY
Proxy merupakan hubungan dan biasanya ditemukan dalam variabel penelitian. Artinya variabel yang satu dengan yang lain diproxykan atau dihubungkan. Misalnya Faktor uji substantif dalam audit diproxykan dengan keefektifan laporan audit.

D.     POPULASI DAN SAMPEL
Dalam melakukan penelitian, pertama sekali kita harus menentukan ruang lingkup yang mau kita teliti. Artinya kita dalam meneliti tidak boleh asal meneliti objek yang mau kita teliti. Kita harus pertama sekali menentukan populasi dan sampel yang mau kita teliti. Populasi merupakan totalitas atau kumpulan dari semua objek penelitian yang memiliki karakteristik tertentu. Dalam melakukan penelitian, kita tidak bisa meneliti populasi secara keseluruhan karena berjumlah sangat besar, membutuhkan biaya yang sangat besar, tidak efisien dan efektif, membutuhkan waktu yang cukup banyak, dan lainnya. Oleh karena itulah diperlukan sampel. Sampel merupakan bagian kecil dari populasi yang sudah bisa mewakili secara keseluruhan karakteristik di dalamnya sehingga lebih simpel di dalam penelitian. Artinya hanya dengan sampel kita tidak perlu lagi meneliti semua bagian populasi karena karakteristik dari populasi sudah ada di dalam sampel. Dengan adanya sampel, maka dalam meneliti kita tidak menghabiskan banyak waktu, lebih efisien dan efektif, serta tidak menghabiskan banyak biaya.
Contoh dari Populasi dan Sampel sebagai berikut: Asumsikan kita mau melakukan penelitian di Universitas Sumatera Utara Fakultas Ekonomi USU Jurusan S1 Akuntansi. Seluruh jurusan S1 Akuntansi merupakan Populasi di dalam penelitian kita. Karena tidak mungkin mencari data dari ratusan mahasiswa Akuntansi, kita memerlukan yang namanya Sampel. Sampel yang bisa kita ambil yaitu mahasiswa Akuntansi kelas B, karena satu kelas sudah mencerminkan karakteristik dari keseluruhan mahasiswa Akuntansi Universitas Sumatera Utara.


E.     MENENTUKAN SAMPEL DARI POPULASI
Dalam menentukan sampel dari populasi, kita tidak boleh asal-asalan, karena apabila sampel yang kita ambil salah, penelitian kita tidak akan menjumpai yang namanya kesimpulan atau informasi yang akurat. Dalam menentukan sampel, kita bisa menggunakan rumus Issac & Michael (penentuan sampel/n)

Sampel/n= t^2.P.Q/d^2/1+1/N(t^2.P.Q/d^2-1)



Rumus di atas biasanya disederhanakan sehingga rumus biasa yang dipakai adalah sebagai berikut:

Sampel/n=t^2.P.Q.N/d^2(N-1)+t^2.P.Q

Keterangan :
t=Nilai kritis dari tabel nilai kritis
d=a (alpha)/tingkat kesalahan
P=Proporsi karakteristik dari populasi
Q=1-P
N=Populasi

Dalam menentukan Nilai Kritis (t), kita memerlukan Tabel nilai kritis. Tabel nilai kritis ini akan menjelaskan dan menunjukkan berapa nilai t tergantung dengan nilai Populasi dan alpha (a) yang kita inginkan. Misalnya dengan populasi 5000, alpha= 1% maka akan di dapat t=586. Untuk lebih jelasnya sebagai berikut:


TABEL NILAI KRITIS (t)




SOAL
Dengan menggunakan rumus Issac dan Michael, berapakah nilai sampel(n) dari data berikut?
Populasi (N)    10.000  alpha 1%, 5%, dan 10%
Populasi (N)   5.000  alpha 1%, 5%, dan 10%
Populasi (N)   1.000  alpha 1%, 5%, dan 10%
Populasi (N)   500  alpha 1%, 5%, dan 10%
Populasi (N)   100  alpha 1%, 5%, dan 10%
Populasi (N)   60  alpha 1%, 5%, dan 10%

JAWAB:
N
a =1%
a =5%
a =10%
10.000



5.000



1.000



500



100



60








THE DIFFERENCE BETWEEN ACCOUNTING AND BOOKKEEPING

Accounting atau Akuntansi merupakan proses mencatat, Mengikhtisarkan, mengklasifikasikan, menganalisis, serta melaporkan dalam bentuk laporan keuangan yang berguna sebagai pengambilan keputusan. Sedangkan bookkeeping atau pembukuan merupakan proses yang ada di dalam akuntansi yaitu pencatatan berbagai transaksi yang terjadi setiap saat. Jadi, sebagai orang pembukuan atau bookkeeper, setiap saat akan dihadapkan dengan proses pencatatan setiap transaksi yang terjadi, sedangkan akuntan meemegang atau mengendalikan semua proses akuntansi. Misalnya di PT X terjadi pembelian persediaan pada tanggal a bulan b dan tahun c. Maka data mentah tersebut akan masuk ke dalam pembukuan, yang mana merupakan bagian awal dari proses akuntansi. Sedangkan proses selanjutnya yaitu berupa mengikhtisarkan, analisis sudah merupakan proses akuntansi yang bukan bagian dari pembukuan.
Pembukuan dan Akuntansi merupakan hal yang sama apabila dihadapkan kepada orang yang tidak terlatih dalam bidang akuntansi, sebab keduanya sama-sama mengelola data keuangan. Namun, ada perbedaan yang sangat nyata di dalamnya. Menjadi seorang bookkeeper memerlukan kursus untuk meningkatkan pemahaman akan dasar akuntansi sehingga mampu bekerja di pembukuan. Intinya bekerja di pembukuan tidak harus meraih gelar sarjana. Sementara seseorang layak dikatakan seorang akuntan apabila telah menyelesaikan pendidikan S1 dan keahlian lain di bidang akuntan seperti CPA dan sebagainya. Dalam arti seorang akuntan berpeluang meningkatkan karirnya. Kemudian yang menjadi perbedaan selanjutnya yaitu seorang akuntan bisa mengatur semua proses atau siklus yang ada di dalam proses akuntansi sementara bookkeeper hanya pencatatan atau proses awal siklus akuntansi. Akuntan juga sering sebagai pemberi nasihat bagi seorang bookkeeper, sementara bookkeeper sebagai penyedia data untuk dianalisis bagi akuntan.

Referensi: 

A.      STATISTIKA DESKRIPTIF DAN STATISTIKA INFERENSIAL
Statistika Deskriptif merupakan statistik yang menganalisis sekumpulan data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan, sehingga pada akhirnya didapat suatu kesimpulan yang berguna sebagai informasi kepada penggunanya. Statistika deskriptif biasanya menyediakan informasi serta menentukan nilai rata-rata hitung, median, modus, dan lainnya. Statistika deskriptif biasanya berbentuk tabel, grafik, dan pada umumnya lebih gampang dimengerti karena sifatnya yang sederhana. Contoh statistika deskriptif, misalnya: Tabel Data Nilai Pengantar Akuntansi I Mahasiswa Fakultas Ekonomi USU Jurusan S1 Akuntansi 2011, Grafik Peningkatan harga saham di BEI.
Statistika Inferensial merupakan statistik yang lebih kompleks dari statistik deskriptif karena selain menyajikan data dan informasi, statistik ini juga melakukan penarikan kesimpulan dari data yang diambil. Statistik inferensial biasanya menentukan uji hipotesis, analisis varians, dan lainnya. Intinya, statistik inferensia ini selain memberikan informasi, diperlukan analisis, hipotesis, dan penarikan kesimpulan terhadap data yang ada. Contoh statistika inferensial, misalnya: Seorang mahasiswa Akuntansi ingin mengetahui apakah logika mempengaruhi performa atau kinerja seorang akuntan di dalam pekerjaanya. Setelah melakukan penelitian, analisis, dan menarik kesimpulan, akhirnya di dapat hasil bahwa logika sangat mempengaruhi performa atau kinerja seorang akuntan. Statistika Inferensial terbagi dua jenis, antara lain:
1.         Statistika Parametrik
Statistika Parametrik merupakan ilmu statistik yang mempertimbangakan sebaran atau distribusi data. Apabila sebaran atau distribusi data normal, maka dipakailah yang namanya statistika parametrik. Intinya statistika parametrik dipakai apabila acuan atau parameter di dalam data belum diketahui. Statistika parametrik memakai skala interval dan skala rasio di dalam penggunaanya. Contoh data statistika parametrik adalah data yang kompleks seperti data kisaran harga saham, data perbandingan gaji karyawan di Bank X.
2.         Statistika Non Parametrik
Skala non parametrik merupakan ilmu statistik yang tidak mempertimbangkan sebaran atau distribusi data. Intinya statistika non parametrik tidak memerlukan acuan atau parameter seperti statistika parametrik. Skala yang biasa dipakai dalam statistika non parametrik adalah skala ordinal dan skala nominal. Contoh data statistika non parametrik adalah Jenis olahraga yang digemari Mahasiswa STAN misalnya Basket=1, Sepakbola=2, Bulutangkis=3, dan sebagainya, data peringkat siswa yang mengikuti Try Out, dan lain-lain.

B.       SKALA-SKALA DALAM STATISTIKA
Statistika memiliki empat skala dalam peneilitannya, ke empat skala tersebut antara lain:
1.    Skala Nominal
Skala Nominal merupakan skala yang paling sederhana di dalam statistika, skala ini berupa angka yang diberikan kepada suatu objek dan berfungsi sebagai label saja dan tidak memiliki fungsi menyatakan tingkatan, jarak, dan sebagainya. Misalnya jenis-jenis makanan, Nasi goreng=1, Mie Goreng=2, Martabak=3, Mie Ayam=4, Bakso=5. Di dalam contoh tersebut tidak ada ditemukan unsur tingkatan, artinya Bakso tidak lebih tinggi dari Nasi Goreng, dan sebaliknya. Angka yang ditunjukkan hanya sebagai label saja.
2.    Skala Ordinal
Skala Ordinal merupakan skala dalam statistika yang menyatakan urutan, dan mengandung tingkatan. Skala ini digunakan biasa untuk mengurutkan suatu data dari yang paling rendah ke yang paling tinggi dan sebaliknya. Misalnya dalam suatu kelas terdapat 30 siswa/siswi. Pada saat penerimaan rapor tentunya ada peringkat yang diberikan oleh guru terhadap 30 siswa/siswi tersebut. Mulai dari peringkat 1, 2, 3, 4, 5, dan seterusnya sampai peringkat 30. Dalam kasus ini skala ordinal dipergunakan dan memang menyatakan tingkatan atau urutan.
3.    Skala Interval
Skala interval merupakan skala ketiga dalam statistika. Skala interval merupakan skala yang mengandung unsur Ordinal (tingkatan) dan juga mengandung unsur jarak, dan biasanya jarak antara data yang satu ke yang lain sama. Misalnya membagi kisaran berat badan anak-anak dengan kisaran 20-29 kg, 30-39 kg, 40-49 kg, 50-59 kg, dan seterusnya. Data di atas menggambarkan jarak antara berat badan yang satu dan yang lain dengan jarak yang sama tiap datanya.
4.    Skala Ratio
Skala ratio merupakan skala yang terakhir dan skala yang menggabungkan sifat ketiga skala di atas, ditambah satu sifat lagi yaitu ukuran yang mengandung nilai absolut atau mutlak. Skala ratio merupakan skala yang dapat membandingkan data-data dalam statistika. Misalnya Harga saham PT A $50/lembar saham. Harga saham PT B $100/lembar saham. Dengan skala ratio, kedua data di atas dapat dibandingkan, yaitu harga saham PT B= 2 kali harga saham PT A, atau dengan kata lain, Harga Saham PT A : Harga saham PT B = 1 : 2

C.      SKALA LIKERT
Skala likert merupakan skala penilaian yang sifatnya berjenjang, artinya dalam penelitian, responden diberikan pilihan biasanya lima pilihan, yaitu : Sangat Setuju, Setuju, Netral, Kurang Setuju, Tidak Setuju. Misalnya, Kebijakan BI menaikkan suku bunga bank menguntungkan para Kreditur. Dengan menggunakan skala likert, tentunya responden akan memilih antara ke lima pilihan apakah setuju, sangat setuju, netral, kurang dan tidak setuju.
Sekarang ini, banyak argumen-argumen tentang skala likert ini apakah skala ini masuk ke dalam skala ordinal atau interval. Sewajarnya, skala likert merupakan skala ordinal karena sesuai dengan ciri-ciri skala ordinal yaitu menyatakan urutan atau tingkatan seperti setuju, tidak setuju, dan netral. Tetapi banyak peneliti sekarang mengatakan bahwa skala likert terkadang  merupakan skala interval karena peneliti menjumlahkan nilai mean, average, standar deviasi, dan lainnya dari data tersebut, padahal sesuai dengan defenisi likert yang sewajarnya adalah skala ordinal, tidak bisa dikalkulasikan mean, average, standar deviasi, dan lainnya. Misalnya data yang menyatakan setuju dan tidak setuju, kita tidak bisa mengukur rata-ratanya, karena itu merupakan sifat psikologis manusia. Intinya itu tidak terukur. Tetapi beberapa peneliti mengatakan bahwa jarak antara setuju dan tidak setuju bisa diukur sehingga sampai sekarang argumen mengenai skala likert ini masih belum jelas.
“A special kind of survey question uses a set of responses that are ordered so that one response is greater than another. The term Likert scale is named after the inventor, Rensis Likert, whose name is pronounced "Lickert." Generally, this term is used for any question that has about 5 or more possible options. An example might be: "How would you rate your department administrator?" 1=very incompetent, 2=somewhat incompetent, 3=neither competent, 4=somewhat competent, or 5=very competent. Likert scales are either ordinal or interval, and many psychometricians would argue that they are interval scales because, when well constructed, there is equal distance between each value. So if a Likert scale is used as a dependent variable in an analysis, normal theory statistics are used such as ANOVA or regression would be used.” (http://www.upa.pdx.edu/IOA/newsom/pa551/lecture1.htm)
“Although Likert scales are really ordinal scales (definition of ordinal scale), they are often treated as interval scales. By treating this type of agreement scale or attitudinal measurement as interval, researchers can calculate mean scores which can then be compared. For instance, the level of agreement for men was 3.5 compared to 4.1 for women, or it was 3.3 for first time visitors compared to 2.8 for repeat visitors.” (http://www.htm.uoguelph.ca/MJResearch/ResearchProcess/IntervalScale.htm)
Berikut sumber-sumber yang mendebatkan mengenai skala likert apakah termasuk skala ordinal atau interval.




LOGIKA AKUNTANSI VS LOGIKA MATEMATIKA

Seringkali ada pertanyaan menjebak yang mempersamakan logika matematika dalam menyelesaikan persoalan dunia Akuntansi. Dalam matematika kita bisa mempersamakan A = B + C dengan A= C + B, padahal dalam dunia Akuntansi, tentu saja itu berbeda. Nah, itu salah satu perbedaan konsep dalam Akuntansi dengan Matematika. Contoh lainnya seperti soal berikut:

Toni mau beli baju... tapi gak punya uang.lalu toni minjam uang A sebesar Rp. 45.000 dan Uang B sebesar Rp. 45.000. jadi total Jumlah uang yang dipinjam Rp. 90.000...... akhirnya toni beli baju yang harganya Rp. 87.000.. jadi sisa uang toni tinggal Rp. 3000. untuk mengurangi utangnya toni memberi pada si A Rp. 1.000.. dan si B Rp. 1000. jadi sisa utang toni ke A Rp. 44.000 dan Ke B. 44.000. jumlah utang toni Rp.88.000.. dan sama si toni Rp.1000.YANG MENJADI PERTANYAAN.. KEMANA UANG ITU Rp. 1000 Lagi?????.. tolong dijawab.....

 Solusinya adalah dengan menggunakan Logika Akuntansi:

pertama mendapat uang pinjaman 45 rb dari A, jadi utangnya bertambah dan kasnya bertambah, jadi
45 rb = 45 rb + MODAL ,

kedua mendapat pinjaman 45 rb dari B, jadi utangnya bertambah dan kasnya kembali bertambah, jadi
90 rb = 90 tb + MODAL ,

ketiga, membeli baju 87 rb, jadi kasnya berkurang 87rb, karena logika akuntansi itu apabila ruas kiri berkurang atau bertambah, maka ruas kanan juga harus sama, akibatnya MODAL yang kita kurangi 87 rb, jadi
3 ribu = 90 rb + (- 87 rb),

kemudian membayar utang kepada si A 1000, maka kas kita kurangi, dan utang juga berkurang, jadi
2 rb = 89 rb + (-87 rb),

kemudian membayar utang kepada si B 1000, maka kas kurangi, dan utang juga kurangi, jadi
1000 = 88 rb + (-87 rb), 

jadi KESIMPULANNYA, masih ada sisa uang 1000 lagi sama dia, alias dang mago hepeng i molo pake logika akuntansi, hehe

IT'S JUST ABOUT ACCOUNTING



Karya Tulis Akuntansi Perpajakan

Dalam keseharian, mungkin banyak orang sudah sering mendengar istilah akuntansi dan istilah perpajakan, tetapi belum tentu setiap orang mengetahui apa arti dari istilah tersebut. Banyak orang mungkin beranggapan bahwa akuntansi itu hanya untuk menghitung-hitung uang saja dan mungkin juga ada yang beranggapan akuntansi itu tidak ada hubungannya dengan perpajakan. Oleh sebab itu, perlu dijelaskan lebih rinci dan lebih jelas tentang keterkaitan akuntansi dengan perpajakan. Akuntansi merupakan suatu proses pencatatan, pengklasifikasian, pengolahan, dan penyajian suatu data yang berhubungan dengan keuangan sehingga dengan mudah dapat dimengerti oleh orang yang menggunakannya maupun yang melihatnya dalam suatu pengambilan keputusan. Sedangkan pajak merupakan iuran wajib yang diserahkan oleh masyarakat kepada pemerintah yang digunakan untuk pembangunan nasional dan memerlukan proses di dalam pengolahan iuran tersebut. Dari pengertian singkat di atas bisa disimpulkan bahwa akuntansi dan pajak itu saling berhubungan dalam perpajakan di Indonesia.




Meningkatkan Kemampuan Topik Persediaan Accounting

Bahkan mahasiswa yang paling lemah mampu dengan mudah untuk menghitung harga pokok penjualan dan persediaan akhir. Ini adalah benar apakah dengan menggunakan metode FIFO, LIFO, atau metode Rata-rata. Ketika ditanya untuk mengerjakan perhitungan pada saat UTS atau UAS, hampir 80 persen mahasiswa mendapatkan jawaban yang benar. Ketika ditanya mengenai dua pertanyaan yang beda yang mengecek pemahaman mereka tentang persediaan, kita akan melihat perbedaan kemampuan.


Statistika Penelitian

Variabel dalam penelitian merupakan Segala sesuatu yang menjadi objek atau yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga menghasilkan informasi atau kesimpulan atau dengan kata lain dapat di generalisasikan. Variabel dalam penelitian biasanya memiliki karakter bisa diberi bermacam-macam nilai atau variasi nilai di dalam penelitiannya.


Accounting atau Akuntansi merupakan proses mencatat, Mengikhtisarkan, mengklasifikasikan, menganalisis, serta melaporkan dalam bentuk laporan keuangan yang berguna sebagai pengambilan keputusan. Sedangkan bookkeeping atau pembukuan merupakan proses yang ada di dalam akuntansi yaitu pencatatan berbagai transaksi yang terjadi setiap saat.


Logika Akuntansi

Seringkali ada pertanyaan menjebak yang mempersamakan logika matematika dalam menyelesaikan persoalan dunia Akuntansi. Dalam matematika kita bisa mempersamakan A = B + C dengan A= C + B, padahal dalam dunia Akuntansi, tentu saja itu berbeda. Nah, itu salah satu perbedaan konsep dalam Akuntansi dengan Matematika

Jumat, 27 September 2013

THE PRECIOUS MEMORIES










When i was cleaning my room, i found some stuffs inside my trivial box. Some of them reminded me of precious memories that i had ever passed in my life, what were those? A Soposurung Dormitory student was familiar with these things. Yes, some cards. Birthday cards, Expression cards, Supporting cards, and others. I just saw and try scattering them. Only a few second, my memories, my old precious memories when i was in Soposurung Dormitory suddenly emerged in my heart. I couldn't hold this feeling, yes! it'd been 2 years since i left dormitory, but this feeling, it was like a few days ago in the past.
I found a piece of old money. It was five thousand rupiahs. Haha, it was a gift from the banker who had come to dormitory when i was on the third year. At that time, i could ask a question for him when he explained about the economical problem in Indonesia. Actually, i could have got more than five thousand, cause i saw him holding a piece of hundred thousand, an a piece of fifty thousand, hehe :p. But it's Ok because those money weren't valid anymore.-_-
When i was looking at those cards, another card enchanted me to be opened soon. I found many valuable words dazzling my eyes, dazzling my soul. :D. My eyes suddenly dropped tears, how could a man like me have this immense experience. "Keep fighting Brother! Keep Struggling brother!" haha, those words made me proud and smile. "Every events needs a card as a spiriter". Maybe it's a sentence that could describe all of my experience in dorm, :DDD.

I just wanna say....
Thanks God! Thanks God! and Thanks God! I thanked God for having wonderfull things in my life. Being a man had many friends, sisters/brothers in Yasop is one of the greatest favor from God.
Now, i vow that i'll keep all of the evidences that have showed how great my memory was. I'll keep it until my last day in this world :) :) :)

THANKS GOD :D